Senin, 14 April 2014

Pimpinan Majelis As-Samawaat Kyai Sa’adih Al Batawi


Sepintas melihat penampilan sosok tokoh kita ini, maka banyak yang tidak percaya kalau beliau adalah seorang guru besar (mursyid) sebuah tarekat yang memiliki ribuan murid dan ratusan anak yatimnya. Muda, enerjik, ulet, optimis, necis, dan selalu rapi dengan wewangian berkelas, semuanya membuat beliau terkesan seorang manusia muda yang dinamis pada era kekinian dan modern.
Dengan penampilan yang demikian itulah, seringkali bagi yang baru mengenalnya tak menyangka kalau beliau adalah seorang ulama kharismatik di mata jama’ah tarekatnya yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat.
Beliaulah tokoh kita pada tulisan ini. Memiliki nama lengkap Sa’adih, lahir dan besar di tanah Betawi bagian barat wilayah Jakarta.
KELUARGA SEORANG PETANI YANG JUJUR
Dari pasangan H. Asmat dan Hj. Sawiyah, yang keduanya asli Betawi Kembangan, lahirlah seorang anak bernama Sa’adih yang merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. Ayah beliau, H. Asmat, terkenal seorang petani dan tukang kebun yang sangat ulet dan jujur dalam memenuhi nafkah keluarga melalui hasil sawah dan kebun yang digarapnya. Selain seorang yang ulet dan jjur dalam bekerja beliau merupakan orang tua yang disegani oleh anak-anaknya dan masyarakat kampungnya, karena terkenal berani (maklum; jago silat) serta tekun ibadah siang dan malam. Ibunda beliau, Hj. Sawiyah, merupakan sosok seorang wanita sholihah yang banyak berjasa dalam memenuhi kebutuhan masyarakat kampungnya dari urusan kelahiran, perkawinan, sampai pada urusan kematian (pengurusan jenazah).
Sa’adih kecil, lahir dan besar bersama kedua orang tuanya di wilayah Kembangan dengan penuh kasih sayang. Walaupun di masa kanak-kanak dan remajanya penuh kepahitan dalam urusan ekonomi untuk menopang kebutuhan keluarganya. Dari kedua orang tua beliau, H. Asmat dan Hj. Sawiyah, selain beliau lahir pula seorang kakak laki-lakinya (H. Soleh), dua orang kakak perempuan beliau (Sa’anih dan Sa’anah), seorang adik perempuan beliau (Sa’adah) dan dua orang adik laki-lakinya (Syafi’i dan Salbini).
PEMBERANI DAN RAJIN
Berbeda dengan kakak-kakak dan adik-adiknya, Sa’adih kecil yang lahir pada 23 Juni 1960 di Jakarta, terkenal sebagai anak yang paling pemberani dibandingkan dengan teman-teman sebayanya waktu itu. Keberaniannya itulah yang membuat beliau terkenal dan terkesan sangat nakal serta tidak takut pada siapapun. Walaupun demikian, selama masa kanak-kanak sampai remaja dan pemuda beliau juga sangat rajin membantu orang tua dalam memenuhi nafkah keluarga termasuk belajar di sekolah yang jarak tempuhnya ketika itu sangat jauh dari rumah beliau.
Dalam hal-hal yang berkenaan dengan kecurangan dimanapun beliau temukan, pada waktu itu beliau tidak pernah takut untuk menumpasnya. Sehingga beliau sering disebut si “Jago Berantem” karena memang sering dipanggil untuk menghadapi orang-orang yang curang. Keahlian beliau dalam ilmu bela diri Betawi dan bermain golok, membuat orang berpikir dua kali untuk berhadapan dengannya.
Masa kanak-kanak sampai masa kepemudaan dilaluinya bersama keluarga dengan penuh keprihatinan. Ayahnya yang hanya seorang petani dan ibu seorang bidan beranak, tentunya untuk memenuhi tujuah orang anak-anaknya sangat sulit dirasakan pada saat itu. Karenanya, beliau sempat menjadi pekerja serabutan dan kuli harian.
Hal tersebut beliau lalui bersama keluarga dengan penuh kesabaran, hingga ketika menginjak masa akhir kepemudaannya ditandai dengan menikahi seorang gadis Betawi di kampungnya (Ibu Ani yang dari beliau lahirlah Muhammad Andika (alm), Siti Rahmania dan Siti Aisyah), maka kesempatan untuk mendapat hidup yang layak sedikit demi sedkit mulai beliau rasakan. Sejak beliau diterima sebagai pekerja di perusahaan besar, PT TOTAL INDONESIE waktu itu, maka dengan ketekunannya selama bekerja di perusahaan tersebut, menjadikan diri beliau sebagai pekerja teladan. Selanjutnya, dengan disiplin dan ketekunan beliau selama bekerja, maka pihak perusahaan mempercayakan beliau untuk posisi-posisi yang sangat strategis.
Sehingga dengan gaji dan fasilitas perusahaan yang sangat besar tersebut, beliau dapat merubah hidup menjadi berkecukupan bahkan lebih.
MASA KONVERSI
Kehidupan yang mapan dan berkelebihan yang kini dirasakan beliau justru membuat batin beliau kering dan terasa jauh dengan Allah SWT, hingga beliau sering gelisah dan menyendiri untuk merenung lebih jauh akan makna hidup yang sebenarnya. Kegalauan iman yang ada dalam benak beliau ditumpahkannya dalam setiap malam dengan banyak bertafakur akan makna hidup dan mencoba untuk berdzikir sebisa beliau ketika itu. Dalam beberapa tahun beliau berbuat demikian sampai pada suatu saat dimana beliau merasakan ada kedamaian batin dengan banyak berdzikir siang dan malam. Siang hari beliau berpuasa hampir setiap hari dan malamnya beliau habiskan untuk pengakuan-pengakuan dosa dan munajat-munajat rintihan hati beliau. Itulah perjalanan konversi agama yang terjadi dalam diri beliau yang dijalani bertahun-tahun.
Ketika riyadhoh spiritual beliau menginjak tahun kesembilan maka pada suatu malam di bulan Ramadhan, menurut beliau, totalitas pengakuan pada kekotoran dan kerendahan diri begitu membahana dalam batin beliau hingga tersadarkan oleh sebuah fenomena jiwa; mengenal diri dan mengenal Allah dengan berbagai kebesaran-Nya. Dengan pengalaman batin itulah beliau ingin mengajak kepada semua orang untuk cepat-cepat kembali pada Allah, karena Allah Maha Pengampun dan Penyayang sebagaimana yang beliau rasakan selama ini.
DAKWAH, MAJELIS, DAN JAMA’AHNYA
Panggilan dan ajakan untuk bertaqorrub kepada Allah tak henti-hentinya beliau lakukan setelah adanya pengalaman batin yang beliau dapatkan dengan penuh bersemangat tanpa mengenal lelah. Tak jarang ajakan beliau disambut dengan cacian dan cibiran ketimbang rasa simpatik. Namun dengan kesabaran yang beliau miliki semua rintangan dapat beliau halau sehingga lima tahun beliau mengajak, mulailah mendapatkan respon positif dari masyarakat. Masyarakat melihat ajakan beliau penuh kesungguhan karena ternyata tidak hanya dengan kata-kata yang beliau sampaikan namun pengorbanan harta, jiwa, dan raga beliau membuktikan akan kebenaran ajakannya selama ini.
Banyak bukti dan fakta akan pengorbanan beliau selama berdakwah yaitu dengan terbinanya beberapa desa miskin dan rawan pemurtadan di wilayah-wilayah kaum dhu’afa yang tersebar sekitar pesisir pantai Tangerang. Mereka tidak hanya mendapatkan bimbingan agama tetapi juga mendapatkan perlakuan dan fasilitas hidup yang selayaknya.
Sejak beliau mulai mengajak orang untuk taqorrub kepada Allah (Tahun 1993) dengan membentuk Majelis Dzikir yang bernama As-Samawaat hingga pada usia ketujuh dalam dakwahnya, maka banyak alumni-alumni pondok pesantren yang mulai tertarik dengan gaya dakwah beliau dan selanjutnya turut andil berjuang bersamanya. Yang membuat mereka tertarik, menurut mereka (para alumi pesantren), karena cara dakwah yang dilakukan beliau sangat jarang bahkan sudah mulai ditinggalkan para ulama sekarang karena sangat berat dan penuh rintangan. Itulah mahalnya perjuangan beliau karena tidak semua orang dapat melakukannya kecuali oleh orang yang haqqul yakin akan panggilan Allah SWT.
Memasuki tahun kesembilan perjalanan dakwah beliau, alumni-alumni Perguruan Tinggi Islam (PTI) mulai melirik dan mengkritisi keunikan dakwah beliau, terutama dakwah jalanan (berantas judi, mabok, dan tawuran), hingga banyak yang setelah melalui proses berpikir panjang mengakui akan kepiawaian beliau membangun masyarakat khususnya mereka yang termarjinalkan. Dalam kurun waktu satu tahun, yaitu memasuki tahun kesepuluh, sudah ada 17 sarjana agama yang bergabung dalam perjuangan beliau dalam membangun masyarakat melalui pencerahan-pencerahan agama di bidang keilmuan dan spiritualitas Islam.
Murid-murid beliau dalam sepuluh tahun berdakwah telah mencapai ribuan yang terdiri dari jama’ah laki-laki kurang lebih 978 orang dan jama’ah wanita kurang lebih 13 ribu orang. Memilki jumlah murid yang demikian banyak tidak membuat beliau merasa istimewa atau lebih mulia dari yang lain bahkan tak malu-malu beliau menjuluki diri hanya seorang “kacung” atau pelayan bagi jama’ah yang ingin mendekat kepada Allah.
DAKWAH: MENGOBATI DAN MENGAJAR
Dakwah yang paling awal beliau lakukan untuk mengajak orang kembali ke jalan Allah yaitu dengan pendekatan melalui metode pengobatan sebagaimana, menurut beliau, yang dilakukan Sunan Gunung Jati. Pengobatan  terhadap urusan lahir dan batin yang beliau lakukan setiap malam sejak ba’da ‘Isya sampai menjelang subuh dilakukan dengan sabar satu persatu tanpa memungut imbalan apapun dari mereka yang datang berobat. Semua pasien yang setiap malamnya kurang lebih berjumlah 300 sampai 400 orang beliau layani satu persatu dengan pendekatan agama (terapi tasawuf) tanpa membedakan status social mereka. Bahkan sering kali beliau mengeluarkan uang untuk dibagikan kepada para pasien, khususnya para dhu’afa ketika batin beliau merasakan itu harus dilakukan.
Pengajian malam Jum’at dari jam 9 malam sampai subuh yang dihadiri oleh ratusan jama’ah laki-laki adalah cara beliau mengumpulkan semua murid-muridnya guna mendapatkan bimbingan-bimbingan lanjutan setelah mereka tertarik untuk bertaqorrub kepada Allah. Di dalamnya beliau ajarkan para murid tentang kebersihan hati untuk mendapatkan pancaran ilmu dari Allah. Suluk, riyadhoh, dzikir, amaliah lahir batin dan sunah-sunah Nabi, dan mudzakaroh agama semuanya menjadi materi kajian tiap malam Jum’at dengan pendekatan Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi. Semua beliau lakukan dengan istiqomah bahkan dengan tulus semua fasilitas beliau diberikan bagi semua murid-muridnya ingin dekat Allah selama di majelis beliau.
Begitu pula dengan pengajian bulanan, dengan jumlah jama’ah ribuan (laki-laki dan wanita) yang membanjiri majelis beliau hingga tumpah ke jalan-jalan, semuanya beliau bimbing lahir batin dengan ikhlas dengan segenap daya dan upaya beliau. Bersama murid-murid beliau yang merupakan para tenaga ahli bidang keagamaan (alumni pesantren dan PTI), beliau mengajarkan pemahaman akan Al-Qur’an sebagai jalan hidup dan upaya-upaya pengamalannya.
Majelis beliau, As-Samawaat yang menginjak perjalanannya pada tahun ke-13 pada 1427 hijriah, memiliki harapan ke depan untuk dapat membangun kejayaan itu, menurut beliau, gerakan moral As-Samawaat tak lepas dari paham Ahlussunnah wal Jama’ah yang berpegang teguh pada empat imam mazhab dan riyadhoh spiritual para Aulia Allah SWT.
Kutipan dari Majalah As-Samawaat/No. 01/Tahun 1/1-30 April 2006/1-29 Rabi’ul Awal 1427 H yang ditulis oleh Ustadz H. Mulyadi Mughni, SAg



3 komentar:

  1. happyluke.com to be the best betting site in the world
    happyluke.com. Check out our reviews 제왕카지노 and happyluke the best sites to register and get betway deposit bonus! Rating: 5 · ‎1 vote 1xbet korean

    BalasHapus
  2. Harrah's Hotel and Casino in San Jose, CA | MapYRO
    Harrah's Hotel 진주 출장샵 and Casino · Location · Hotel 안동 출장마사지 Type · Location 광양 출장샵 · Property Map · How to Find the Nearby Casinos Near Harrah's Hotel and Casino · What are 정읍 출장마사지 the Nearby Casinos 고양 출장안마

    BalasHapus
  3. Casino Royale - Live Dealer Games - Virgin Games
    Casino herzamanindir Royale is a live novcasino casino with a large, eclectic 도레미시디 출장샵 portfolio of casino games. Players can play https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ this titanium earrings game with live dealers,

    BalasHapus